Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘PNBB’ Category

 Oleh Moenir Al-Banny

Teringat kembali slogan SEA GAMES 2011 ke-26 yang diselenggarakan  di Indonesia. Rise and Unite artinya tanya guru bahasa inggrismu?(hahaha). artinya (maaf lo pak kalau salah) Bangkit dan Bersatu.

 

Dalam komunitas khususnya komunitas menulis, perlulah sesuatu atau seseorang yang bisa mengompori (baca:membangkitkan/rise) semangat kita. nah di grup menulis macam PNBB inilah kita bisa menemukan tukang masak alias tukang kompor menulis, baik yang sudah senior maupun yang masih junior pun saling mengompori sampai-sampai kadang dibutuhkan pemadam kebakaran untuk mengurangi api dari kompor yang terlalu panas(hehehe).

 

Suatu komunitas tak kan ada artinya kalau bisanya cuma omdo alias omong doang. sesuatu yang di omongkan diusahakan agar ada tindak lanjutnya. suatu komunitas menulis tentu saja tindak lanjut dari hal-hal yang di omongkan yang tidak jauh-jauh dari buku adalah menebitkan buku. Tanpa adanya kerjasama dan persatuan (baca:unite) tentu saja gak akan ada hasil yang di capai kecuali hanya omdo.

 

betapa pentingnya komunitas menulis terutama bagi saya khususnya yang ingin mengembangkan minat menjadi penulis.

Read Full Post »

[Komunitas Menulis] Sarang Yang Nyaman!

Oleh: Rahma Damayanty Rivai

 

Kau memerlukan sarang yang membuatmu merasa nyaman.  Kau ingin senantiasa dipeluk dan disapa dengan mesra.  Kau mengulurkan tangan dan menyediakan bahu pada yang membutuhkan pertolongan.  Kau motivasi sesiapa yang sedang gundah.

 

Sebelumnya, kau tidak mengenal siapa saudara-saudaramu di dalam sarang ini.  Kau masuk dengan hati bersih.  Mereka pun menerimamu dengan jabat erat dan pelukan hangat.  Kau merasa lapar, mereka menyodorimu secangkir kopi dan sepiring pisang goreng.  Kau bilang, kau ingin teh manis hangat. Mereka tersenyum manis dan mengganti kopimu dengan segelas teh manis hangat itu.

 

Di sarang itu, kau tertantang untuk memberi sebanyak engkau menerima.  Bahkan, kau seperti kecanduan untuk memberi lebih banyak lagi.  Memberi dan berbagi tiba-tiba menjadi jalan hidupmu.

 

Ketika sarang itu rusak atau terkoyak, kau menyulamnya bersama-sama saudara-saudaramu itu.  Kadang-kadang saudaramu nakal, bercanda keterlaluan, maka seisi sarang mengingatkan dengan cahaya cinta.

 

Sarang itu terbangun dari kata-kata.  Saudara-saudaramu itu adalah para penulis seperti dirimu.  Kau seolah-olah menemukan ruang dan kebebasan di sarang yang sebenarnya tak terlalu luas itu.  Karena menulis, kau menjadi nyaman di sarang itu.  Semua orang di sarang tak melecehkan tulisan-tulisanmu.  Justru sarang itu semakin kuat karena sulaman kata-kata.

 

Ketika sarang dan anggota semakin menguat, kau tiba-tiba mampu menpengaruhi dunia dengan kata-kata.  Semua anggota sarang menjadi inspirasi bagi lingkungannya.  Semua berusaha menyebar kebaikan.  Hidup menjadi memberi manfaat bagi orang lain.

 

Dengan kata-kata, akhirnya kau mampu meraih dunia.  Selalu ada kopi Cappucino dan coklat rasa strawberry.  Kau menjadi mampu membelikan pakaian hangat yang lembut untuk kawan-kawan.  Mungkin, kau menjadi berkesempatan melihat New Caledonia, setelah berbelanja ke Jepang dan Korea Selatan.

Kau mungkin mampu ke Norwegia atau Finlandia.  Kau mungkin membuat ukiran indah di punggung tangan di negeri India.  Mungkin, kau sudah tiba di Australia.

 

Sarang itu bernama: Komunitas Penulis.

 

Hatchery of words, December 3, 2011

Read Full Post »

oleh: NAz Rifa

Ditulis spesial untuk seluruh anggota group PNBB

dengan ketulusan hati dan tangan serta bantuan tuts keyboard komputer di warnet 😀

semoga Allah memberkahi dan menyampaikan pesan, semangat, rasa sayang dan terimakasih saya kepada kamu/anda/sampeyan/mbak2/mas2/adek2 dan sesepuh semuadan terlebih hormat dan takzim saya untuk para guru di group ini

i will start to write my idea…1….,2….,3….^^

saya bukanlah seorang fotografer ataupun pencinta aktivitas fotografi, saya hanya seorang yang mencoba menjadi penikmat seni dan bermimpi bisa menempuh pendidikan tinggi sehingga bermanfaat bagi orang lain suatu hari nanti. hanya saja jika ada camera digital di tangan, tak tahan rasanya jika tidak memencet ‘click and then..take the picture”.

sehubungan dengan mimpi saya yang ingin sekali sekolah ke jepang, saya seringkali mencari dan menjadi penyuka gambar beraneka tema, diantaranya banyak dari yang saya temukan bertema budaya, alam, maupun seni tradisional Jepang. Tentu saja tidak tertinggal, indahnya bunga Sakura. sepertinya, ini adalah menu wajib semua pengagum negri matahari terbit itu. Dengan berbagai tema dan angle, kesemarakan mekarnya sakura seakan mampu membius mata siapa saja.

Namun apa uniknya sakura dan apa yang membuatnya seakan begitu special dibandingkan bunga lainnya? Saya pernah mengamati dan membandingkannya dengan bunga mawar, anggrek dan bunga lainnya. Mencoba melihat dari segala sudut dan dengan segala posisi setiap jenis bunga itu. Anggrek, unik, banyak varian dan mampu bertahan hidup dalam kondisi yang tidak layak sekalipun (minim perawatan-bahkan). Mawar juga memiliki ragam yang tidak sedikit. Sangat komersil. Bahkan wanginya begitu disukai. Sakura, saya perhatikan kuntum kecilnya di berbagai gambar dari dekat. Tidak ada yang istimewa. Wangikah? Ah.. bahkan saya tidak pernah tahu apakah bunga sakura itu wangi atau tidak.

Tapi satu yang selalu membuat saya takjub ketika berbicara tentang sakura, meskipun kuntum sakura itu kecil… dia senantiasa mengumpul dalam jumlah yang sangat atau bahkan luar biasa banyak dalam satu pohon, hingga hampir tidak ada yang sanggup melewatkan kesempatan indahnya berdekatan dengan kuntum-kuntum sakura, ketika ia mekar di musim semi. bias warna pink pudarnya membuat warna langit musim semi tampak begitu indah karena sakura mekar bersama-sama.

Saya pernah berfikir, betapa indahnya jika kita menjadi demikian. meskipun kecil namun bersama-sama mekar, menebar keindahan dan memberi inspirasi. terlebih sejatinya Keindahan adalah inspirasi.

Saya sangat percaya jika dilakukan secara bersama-sama nilai atau pengaruh dari sebuah kebaikan akan berlipat-lipat efektifitas dan efisiensinya. Sebagaimana juga kita rasakan saat menjalani bulan Ramadhan, kebaikan-kebaikan begitu mudah kita temukan dan kitapun begitu ringan melakukannya. mengapa? itu semua karena semua umat muslim melakukan aktivitas yang sama secara bersama-sama : puasa, tarawih dan banyak kebaikan lainnya. bahkan secara bersama-sama acara televisi juga lebih banyak berisi ajakan dan inspirasi untuk menebar kebaikan, pesan “mari berbagi kebaikan” dan “saling memaafkan” menjadi yang paling sering muncul. Pembagian makanan, sembako dan lainnya terjadi dimana-mana, musholla penuh dengan jamaah sholat, dan sholat menjadi lebih tepat waktu. Hingga hadirnya Ramadhan sering menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk memulai perbaikan kualitas hidup.

Kembali pada sakura, walaupun sakura mekar demikian indah. namun sayang, mekarnya hanya semusim. Jauh dalam hati saya bertanya bagaimana jika keindahan sakura itu terjadi dalam waktu yang lebih lama? Mungkin tidak. Karena alam telah punya ketetapan yang berjalan sesuai dengan takaranNya. Namun lebih jauh dari itu saya juga bertanya (tepatnya berharap), bisakah suasana saling menebar inspirasi ini kita pertahankan? Bukankah mekarnya sakura itu indah? Dan keindahan tidak meninggalkan apapun kecuali kebaikan bagi siapapun yang melihatnya, terlebih bagi siapapun yang pernah membersamainya.

bagi saya, begitulah PNBB, bermula dari semangat yang kecil pada awalnya, kemauan yang juga kecil pada awalnya, kemudian ditindaklanjuti dengan goresan2 yang mungkin belum begitu berarti pada awalnya. Tapi saya yakin dan percaya, PNBB jauh lebih baik dari sakura, kita punya waktu yang lebih panjang untuk terus mekar dan menebar inspirasi setiap hari..tidak hanya semusim, tapi sepanjang musim 🙂

love PNBB so much..

love u all, teman seperjuangan, seperjalanan, yang saling mengingatkan, memotivasi dan memberi inspirasi. semoga Allah membuat kita konsisten untuk bergabung dan berkarya di group ini..

saya pernah membaca bahwa “setetes tinta para ulama lebih berat dibanding setetes darah para syuhada”..maka tulislah kebaikan sebanyak-banyaknya, semangat!

wallahu’alam bish shawab

salam 😀

Read Full Post »

[Komunitas Menulis] HARUS…!!!

Oleh: Galuh Cempaka

Setahun yang lalu saya bergabung di FB, disinilah saya kenal pak EWA (Ersis Warmansyah Abbas) penulis handal yang setiap dokumen / tulisan beliau selalu memotivasi untuk menulis. Saya minta selalu ditag setiap postingan beliau.

Saya memang termotivasi namun belum berani menulis karena takut salah dan takut dikritik.
Namun satu yang membuat saya benar benar takut, saya takut dikatakan beliau “Raja Alasan”. Kata inilah yang membuat saya mulai menulis.

Sebelumnya saya dijerumuskan teman saya ke beberapa komunitas, namun karena tidak berkenan sayapun tidak pernah mengunjungi lagi. Coba pikir mana mungkin saya betah, begitu saya masuk para penghuninya tidak merespon bahkan ada yang komennya tidak sopan. Sementara kegiatannya hanya seputar kopdar dan bicara yang kurang etislah didengar. Saya pikir mending saya kaburlah.

Akhirnya saya dijerumuskan pak Heri ke PNBB ( Proyek Nulis Buku Bareng ). Sebelumnya saya tidak mengerti, group/komunitas apa sebenarnya?

Disini saya disambut hangat oleh para penghuninya, saya merasa dihargai, anggotanya saling peduli,saling berbagi dan saling memotivasi. Para penghuni komunitas ini seperti sebuah keluarga dengan tujuan yg sama “MENULIS”. Dengan situasi seperti ini membuat saya nyaman dan betah disini, sayapun termotivasi, terpacu,bersemangat untuk belajar menulis.

Lebih menyenangkan setiap postingan/tulisan selalu diberi komen oleh anggota yg lain. Saya sangat bahagia, karena cuma belajar menulis sudah dihargai seperti itu.

Subhanallah…saya benar benar tidak mengira semua bisa seperti ini. di PNBB saya merasa hidup saya lebih bermakna,saya banyak mendapatkan pengetahuan dan wawasan dari anggotanya..Saya sungguh termotivasi untuk menulis dan terus menulis, komunitas seperti inilah yg saya harapkan.
Saya akan merasa bersalah sehari saja tidak nengok PNBB dan komunitas PNBB HARUS.

I LOVE U PNBB.

Banjarbaru,3 Des 2011

Read Full Post »

[Komunitas Menulis] Bersama Kita Bisa

Oleh: Siska Ferdiani

Bagus sekali, dari pagi sampai gini hari ada aja yang bikin jantungku kebat-kebit. Dan semuanya disempurnakan oleh notification dari komunitas menulis yang ujug-ujug nyolek-nyolek aku sambil berseru dengan nyaring,”KUMPULIN PRNYAAA…”

Tak tau kah mereka, udah dua tahun aku tak pernah lagi menulis -lessonplan dan worksheet ga masuk dalam tulisan yang dimaksud kan :D- cerita lagi. Jemariku sudah kaku, otak menulisku sudah tumpul, kemampuanku mengolah kata-kata sudah tak mumpuni. Tak sanggup aku menulis panjang kali lebar kali tinggi walaupun itu hanya 300 kata. Tapi salahku sendiri ya, tak ada yang memaksaku mengikuti komunitas itu. Aku ikut dengan kesadaranku sendiri, tak ada yang mengundang, tak ada yang menjemput –emangnya jelangkung :D- untuk bergabung disana. Ini hanya semata-mata ingin ‘mengenang’ bahwa dulu aku pernah menulis, punya beberapa blog, dan masih menyisakan sedikit api ambisi untuk menjadi penulis yang layak dan diakui. Tapi selama ini tak ada lagi yang sanggup mengobarkan api itu kembali, tak juga permintaan dari kawan-kawan yang –katanya- kangen dengan tulisan-tulisanku. Hingga colekan itu datang …

Rasanya … seperti ada sesuatu yang membangunkanku, dan jemariku yang kaku terantuk-antuk mengetikkan kata demi kata kembali. Semuanya terjadi begitu saja, aku merasa terpanggil, tertantang untuk segera melakukannya –menulis- lagi, lalu mengalirlah kata-kata itu hingga tergenapi 400 kata, ternyata aku masih bisa, api itu kembali bergolak, dia menyala dan hidup –lebaynya :P-

Ku pikir sampai disini, komunitas ini cocok untukku. Walaupun pada awalnya lumayan syok dengan cara uniknya yang tak biasa, tapi aku merasa bukan orang asing disini, semuanya ‘merangkul’ku hangat, hingga rasanya sungkan dan maluku kabur entah kemana. Konsep komunitas yang mengadopsi pembelajaran dikelas itu menarik, pembelajarannya variatif, dengan hubungan murid-guru yang lucu, hubungan antar murid yang asyik, system absensi ‘colekan’ yang memastikan setiap peserta tak ‘tidur’ dikelas itu bagus dan adanya PR menulis juga cukup menantang. Akhirnya , setelah sekian lama, aku Pede juga menulis lagi dan merelakannya di nikmati khayalak ramai. Jikalau banyak murid-murid calon penulis yang merasa ‘tersesat’ di luar sana, bingung, hilang arah, merasa sendiri, ku rasa disini tak akan ada yang merasa demikian, karena dikomunitas ini semuanya perduli dan mau berbagi.

Read Full Post »

Oleh: Risma Purnama

Komunitas artinya kumpulan sosial orang orang yang mempunyai minat dan ketertarikan yang sama pada satu bidang dari berbagai macam organisasi maupun kalangan masyarakat. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa (Wikipedia).Anda bisa disebut komunitas pecinta lingkungan jika Anda bergabung dengan orang orang yang memiliki kecintaan yang sama terhadap lingkungan. Misi dan Visi Anda juga sama. Sama halnya jika Anda berada di dalam komunitas dan pembelajar menulis, pasti yang anda kerjakan juga hal yang sama. Pandangan anda akan dunia menulis juga sama, termasuk minat dan ketertarikan Anda dalam hal tulis menulis. Tanpa melihat asal usul dan strata sosial Anda. Komunitas akan membuat Anda sama pada tujuan yang sama.

Jika anda punya minat menulis sebaiknya memang Anda harus masuk dalam satu komunitas penulis. Tujuannya tentu saja untuk satu pembelajaran, saling mendukung, saling mendorong dan saling membangun. Komunitas yang baik adalah komunitas di mana para anggotanya saling perduli, saling berbagi, saling memotivasi dan menginspirasi, tidak ada persaingan untuk menjatuhkan. Biasanya ikatan antara anggota komunitas ini saling kuat, karena saling mendukung dan saling membutuhkan. Komunitas juga tempat yang baik untuk mengembangkan bakat, tempat belajar dan tempat saling bertukar pikiran.

Saat ini saya berada dalam dua komunitas yang saya jalani dan praktekkan,komunitas Peduli Bumi dan Proyek Nulis Buku Bareng. Jika kita sudah memutuskan berada dalam satu komunitas, maka hal yang penting kita lakukan adalah, mengikuti rule yang berlaku, mengejarkan tugas tugas yang harus kita kerjakan, misalnya menulis untuk PNBB, mengikuti perkembangan komunitas kita, berinteraksi dengan sesama anggota komunitas, saling mengenal lebih dekat, lebih baik lagi jika bisa kopi darat, hehehehe. Menjaga nama baik komunitas kita itu juga perlu, karena komunitas ini biasanya mempengaruhi lingkungan sekitar, apakah efeknya positif ataukah negatif. Pastikan Anda tidak berada di dalam komunitas yang salah, tapi komunitas yang membangun dan memotivasi Anda. Jika Anda pecinta dunia tulisan berkomunitaslah dengan sesama pecinta tulisan, supaya Anda bisa belajar lebih baik. Juga, cintailah komunitas Anda supaya tidak muncul kejenuhan pada saat Anda mengerjakan bagian atau tugas yang yang harus Anda kerjakan. Selamat berkomunitas, semoga dapat pembelajaran.Terimakasih.

Salam PNBB, yuk berkomunitas di sini!

Read Full Post »

Oleh : Siti Zumaroh

Entah kenapa saya banyak dimasukkan kedalam komunitas-komunitas menulis, mungkin teman yang “menjerumuskan” saya itu melihat kalau saya berpotensi untuk bisa menjadi penulis (hadeeeeeeewwwwwwww sok banget bahasanya), tapi kemungkinan terbesar adalah bahwa faktanya saya banyak berteman dengan para penulis, padahal saya bukan penulis, hanya penikmat tulisan, yang berarti huungan saya dengan penulis itu hanya sebatas fans dan idolanya saja. Komunitas yang dulu saya masuki rata-rata beranggota penulis-penulis beken, saya seperti terasing ketika menyapa tidak ada anggota yang memperdulikan (lha emang siapa saya?). Akhirnya seperti tersadar dari mimpi kalau saya salah masuk komunitas, maka sayapun tidak pernah mengunjunginya.

Di grup PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng) saya merasa dijerumuskan ke jalan yang benar, saya yang tidak punya pengalaman menulis bisa terkompori dengan sendirinya karena semua penghuninya mengangggap sebagai keluarga besar yang saling memotivasi satu sama lainnya. Tidak banyak perbedaan antara murid dan guru, semua saling memotivasi

Notifikasi nyaris tiada henti dari bangun tidur sampai tidur lagi, seakan-akan semua “penduduknya” tidak punya agenda kerja ataupun istirahat saja. Penulis yang rajin postingannya saya amati adalah anggota yang bahkan jadwal kerjanya sangat padat, tetapi di tengah-tengah kesibukannya masih menyempatkan untuk memotivasi menulis dengan cara menulis juga.

Jadi, komunitas seperti apakah yang seharusnya dimasuki oleh seorang penulis ataupun calon penulis? jawabnya hanya satu….PNBB….bravo untuk semua!

Read Full Post »

Oleh: Haidi Yan

Teringat sebuah prasasti Yupa, peninggalan sejarah Kerajaan Kutai, sekitar abad 4 atau sekitar tahun 400 M. Andai saja tidak ada tulisan di batu tersebut, mungkin tidak pernah terungkap adanya sebuah kerjaan tertua di Indonesia. Ini me-motivasi saya untuk belajar menulis, betapa pentingnya sebuah tulisan dalam sejarah.

Berikutnya tentang penyimpanan, tentunya buku media yang telah lama dikenal dan sekarang tersedia media lain melalui FB, blogspot, wordpress, klikot, tumblr dan berbagai media lainnya, baik yang berbayar maupun gratisan. Selain dapat menyimpan, tulisan juga bisa dikunjungi oleh orang lain, walaupun hanya sekedar orang tersesat ke media penyimpanan yang kita kelola.

Kawasan seperti tempat ku berada sekarang (Sangatta-Kab.Kutai Timur-Prov.Kaltim) dunia tulis menulis sangat jauh tertinggal, itu penilaianku, betapa tidak, orang lebih sibuk dengan pekerjaan dipertambangan batu bara, perkebunan dan sangat sedikit sekali orang yang memberikan perhatian pada tulis menulis, atau bisa saja ku katakan, pendidikan umum saja masih jauh tertinggal, apalagi terkait dengan tulis menulis.

Sangat berat bila harus memikul beban seorang diri, membangkitkan semangat orang untuk memberi perhatian pada dunia tulisan, mengajak sekian ratus atau ribu orang agar memahami betapa pentingnya sebuah tulisan, sungguh aku tak kuasa memikul itu semua, memikirkan saja belum sanggup.

Tentu akan lebih mudah jika dijalankan bersama dalam suatu komunitas, yang pasti bisa bertukar pendapat, saling mengisi kekurangan, bisa mengoreksi berbagai kekurangan tulisan yang dihasilkan, bahkan informasi seputar dunia penulisan terbaru akan lebih mudah diperoleh melalui komunitas.

Melalui PNBB inilah tumpuan harapan untuk dapat saling berbagi dan bertukar informasi dalam dunia tulis menulis dan semoga dengan langkah awal ini, nantinya juga menjadi pematik api semangat menulis.

Kelilipan yang selama ini membuat mata tidak jelas melihat, akan terus dihilangkan terutama disekitar tempat ku berada, bahwa : “Orang Kalimantan Timur lebih dahulu mengenal tulisan, mengapa kita tertinggal dalam tulis menulis?” [Haidi : 02.12.2011]

Read Full Post »

Oleh Erryk Kusbandhono

Salah satu ciri khas anggota Genk Rusuh di Group PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng) adalah menggunakan istilah-istilah yang ‘nyeleneh’ dalam berkomunikasi di lapak (wall) Group atau lapak teman-teman sesama anggotanya. Nah, inilah beberapa puluhan kata yang sering digunakan oleh Genk Rusuh. Semoga menjadi panduan bagi anda yang Newbie (anggota baru) atau non anggota yang sekedar ingin tahu saja.

1. Pertamax

Berasal dari Pertama + x (kali). Pertama kali berkomentar di catatan atau tulisan temannya. Merupakan kehormatan tertinggi bagi orang yang mendapatkan posisi “pertamax”.

2. Keduax

Berasal dari Kedua + x (kali). Komentar kedua di catatan atau tulisan temannya. Rangkingnya dibawah “pertamax”.

3. Ketigax

Berasal dari Ketiga + x (kali). Komentar ketiga catatan atau tulisan temannya. Rangkingnya dibawah “keduax”.

4. Hattrick

Apabila ada seorang yang berkomentar “pertamax”, “keduax” dan “ketigax” berurutan. Bagi Genk Rusuh, “hatrick” adalah perfect (sempurna) dan tiada banding nilainya.

5. Mitan (Minyak Tanah)

Merupakan kekesalan karena tidak bisa merebut posisi “pertamax” sampai dengan “ketigax”.

6. Migor (Minyak Goreng)

Merupakan kekesalan karena tidak bisa merebut posisi “pertamax” sampai dengan “ketigax” dan “mitan”.

7. Oplosan

Merupakan kekesalan karena tidak bisa merebut posisi “pertamax” sampai dengan “ketigax” “mitan” dan migor”.

8. Jempol Pertamax

Kadang, jempol atau like (suka) pertama kali pun bisa jadi rebutan di Group ini.

9. Lapak

Wall seseorang yang punya akun.

10. Hax hax hax

Gaya khas ketawanya Genk Rusuh. Dipopulerkan oleh Sitie Zumaroh.

11. Tisssssue itu tissssue

Plesetan dari; Itu Cuma isu doank. Dipopulerkan oleh Hazil Aulia.

12. Mbaurekso

Yang punya (bikin) Group. Dipopulerkan oleh Heri Cahyo.

13. Dedengkot

Senior Genk Rusuh. Beberapa “dedengkot” diantaranya; Hazil Aulia, Risma Purnama, Sitie Zumaroh, Vircentia Ling, Bhudi Tjahja, Erryk Kusbandhono, etc.

14. Pentholan

Senior Genk Rusuh. Beberapa “pentholan” diantaranya; Abrar Rifai, Hesti Setiarini, Ayun Devie, Mahbub Djunaidi, Irawati Syahriyah, etc

15. Penjaga Gerbang

Orang yang mengawasi apabila ada anggota yang mau keluar dari Group. Posisi ini ditempati oleh Haidi Yan sebagai Penjaga Gerbang Genk Rusuh.

16. Cendol

Hadiah bagi yang mendapatkan “pertamax”.

17. Kopdar

Janji bertemu sesama anggota.

18. Kerusuhan

Kerusuhan disini adalah rusuh yang aneh-aneh dalam berkomentar.

19. Manggilin

Memanggil teman-teman sesama Genk untuk bikin “kerusuhan” di lapak sendiri maupun orang lain yang sedang dikomentari sekarang.

20. Sajen

Singkatan dari “Sajian Enak”. Tiap anggota baru, wajib membawa sajen berupa makanan enak atau nasi tumpeng. Tentu saja, ini hanyalah simbolik saja.

21. Angker

Singkatan dari Anggota Group Rusuh (PNBB).

22. Ting Ting

Masih gadis (perawan). Diantaranya; mahasiswi, etc.

23. Tong Tong

Masih jejaka. Diantaranya; Bambang Ikbal, Moenir Al-Banny

24. Newbie

Anggota baru.

25. Ular Sanca

Ular yang pernah ditangkap dirumahnya Pak Hazil Aulia. So, trade mark-nya beliau adalah “ular sanca” yang meliuk-liuk.

26. Sundul

Ikuti terus dalam berkomentar.

27. TKM

Singkatan dari Tukang Kompor Menulis atau Motivator Menulis. TKM senior di Group ini diantaraya; Heri Cahyo, Abrar Rifai, Syafroel Hardi, Haderi Idmukha, Halimi Zuhdy, Erryk Kusbandhono. Adapun Guru dari para TKM ini adalah Mahaguru Ersis Warmansyah Abbas.

28. Panjaaaattt

Artinya; ayo dorong terus biar termotivasi.

29. Tariiik maaaank

Artinya; ikutan, dong…

30. Traffic light

Tanda merah di notification Group.

31. Gak Ada Matinya atau Sampe Meble

Menunjukkan saking banyaknya komentator yang tiada hentinya hingga ratusan komentar.

32. Whoooooaaaa…

Menunjukkan sikap kaget. Dipopulerkan oleh Hazil Aulia.

33. Xixixixixixi

Gaya khas ketawanya Genk Rusuh. Dipopulerkan oleh Vircentia Ling.

34. Semoga Tabah

Adalah ungkapan bagi pendatang baru di Group ini karena akan mendapat “kerusuhan” yang bikin shock dan bertubi-tubi. Dipopulerkan oleh Heri Cahyo.

35. Datang tak diantar, pulang bawa berkat

Gaya khas kegokilan anggota group ini ketika anggota baru bawa “sajen”.

36. Uhuyyy atau ihiiirrr

Ledekan untuk sesama anggota Group yang sedang cin-group.

37. KTP

Menunjukkan identitas diri yang sejatinya.

38. Mas Ustadz atau Sensei

Panggilan akrab untuk Erryk Kusbandhono. Atau, bisa juga Sensei. Sensei dipopulerkan oleh Hesti Setiarini, dari Iwate-Jepang. Dan tulisan-tulisannya terkenal mengandung hikmah religius.

39. Pak Dhe

Panggilan akrab untuk Heri Cahyo.

40. Uda

Panggilan akrab untuk Hazil Aulia.

41. Budhe

Panggilan akrab untuk Mamane Kirana.

42. Om

Panggilan akrab untuk Akung Krisna, Haidi Yan, Nur Muhammadian.

43. First Daddy

Panggilan akrab untuk Mahbub Djinaidi

44. First Lady

Panggilan akrab untuk Risma Purnama

45. Ugan

Singkatan dari Ust. Gantheng. Panggilan akrab untuk Abrar Rifai.

46. Meluncur ke TKP

Menuju link yang dimaksudkan oleh temannya.

47. Damkar

Dari singkatan Pemadam Kebakaran. Karena, biasanya kalau ada teman yang terkompori (merasa panas dan terbakar), maka Damkar muncul untuk memadamkan apinya biar tidak menjalar ke anggota yang lain.

48. Mencogok

Melihat “sekedar” status atau tulisan teman.

49. Pesan tempat dulu, aahh

Mengamankan posisi pertamax sebelum diambil orang lain.

50. Satpol PP

Penjaga keamanan Group PNBB.

51. NOL

Singkatan dari Nugget Online. NOL ini berhubungan dengan bisnisnya Pak Hazil Aulia.

52. SOL.

Singkatan dari Siomay Online. SOL ini berhubungan dengan bisnisnya Akung Krisna.

53. Mie Janda

Bisnis Mie Ayam-nya Achoey El-Haris

54. Ratu Coklat

Gelar yang diberikan untuk Ratu Marfuah karena gila banget ma coklat.

55. Ratu Ngelike

Gelar yang diberikan untuk Sitie Zumaroh karena ratunya dalam hal like menge-like.

56. Petis (Penyair Romantis)

Gelar yang diberikan untuk Pak Mahbub Djunaedi karena puisi-puisinya yang bikin melting.

————————————————-

Istilah-istilah diatas adalah istilah nyeleneh yang saya tahu. Mungkin, barangkali teman-teman lainnya bisa menambahkannya biar rame. Monggo, silahkan…^_^

Dan untuk non anggota group PNBB, ini hanyalah sekedar pengetahuan saja bagi anda. Moga nyambung dengan apa yang kami lakukan. Terimakasih…^_^

Read Full Post »

Oleh: Heri Cahyo

Ketika bertemu al Ustadz  Halimi Zuhdy – Senin, 31 Nopember 2011 – kami ngobrol-ngobrol tentang buku MKTT (Masa Kecil yang Tak Terlupa) yang saya print-out  kata pengantar dan prolognya.

Saat itu beliau bilang, bahwa ternyata beliau sudah promosi tentang keberadaan grup PNBB – Proyek Nulis Buku Bareng – kepada koleganya di UIN Maliki Malang. Entah apa yang beliau katakan, yang jelas sang dosen yang sudah lama mengajar mata kuliah writing (menulis) ini seakan tak percaya kalau ada kelas di dunia maya yang telah berhasil membuat buku bersama yang ditulis oleh ”para mahasiswanya”.

Saking penasarannya, sang dosen ingin tahu apa saja kegiatannya dan bagaimana bisa terlibat di grup tersebut dan sebagainya.

Saya tertawa saja ketika mendengarnya dan saya maklum ketika sang dosen tersebut terheran-heran dengan keberadaan Grup PNBB.

Bagi saya  sebabnya cuman satu: Karena yang ngomong ustadz Halimi!

Ya, siapa sih yang nggak percaya dengan ustadz muda yang memang di institusinya dikenal dengan penulis dan editor di UIN Press Malang?

Saya kira sang dosen cuma membayangkan terlalu berlebihan saja tentang PNBB – kalau benar-benar terjeblos dalam grup PNBB mungkin beliau akan shock dan tidak percaya. Lha percaya gimana wong isinya grup cuman hahahihi huhu dan lalulintasnya padat sekali

Walau begitu saya juga senang kalau beliau mau menjebloskan diri di PNBB, bukankah kemarin sudah ada seorang Dosen Pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Malang  yang juga sudah terjerumus di grup PNBB?

Yang jelas ketika buku MKTT nanti sudah jadi – saya pengen bertemu sang dosen tersebut dan kalo perlu soft launching di UIN Maliki Malang – di antara mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah writing…. hehhee

Bukan keinginan muluk- muluk khan?

Nah, kira-kira dosen akan semakin banyak dosen dan mahasiswa yang terperangkap di PNBB atau tidak?

Kita lihat saja nanti!

Read Full Post »